Kontan Online
PHOTO STORY / ESF

Berkah Merapi di Kali Woro

Senin, 30 November -0001


Carolus Agus Waluyo

 

Usai bergolak, Merapi meninggalkan beribu butiran  pasir dan bebatuan di sepanjang sungai-sungai yang berhulu di puncaknya. Ini adalah waktunya untuk meraup  berkah. Itulah yang ada di benak penduduk kaki Merapi. Ya, ribuan pasir dan bebatuan yang memenuhi aliran Kali Woro di Klaten, Jawa Tengah, memang bisa menjadi berkah bagi mereka.

 

Lihatlah, sejak pagi buta—sekitar pukul 4.00—para penambang tradisional membawa peralatan seperti sekop, cangkul, dan ember untuk mengumpulkan butiran-butiran pasir dan memecah batu. Hasilnya, dalam satu hari, satu kelompok penambang pasir (4-5 orang) mampu menjual hingga dua truk pasir dan batu. Satu truk pasir atau per 6 meterkubik dihargai sekitar Rp 100.000–Rp 220.000. Pak Selamet, seorang penambang pasir, dalam sehari bisa memperoleh penghasilan Rp 50.000-Rp 100.000.

 

Pekerjaan seperti itu membutuhkan energi yang besar, tapi itu memang harus dilakukan. Peluh yang mengucur membasahi tubuh bukanlah penghalang. Sebab, panas terik matahari yang menyengat  serta hawa dingin yang menusuk tulang adalah pengganti dari rupiah demi rupiah yang dikumpulkan untuk hidup. Mereka tak peduli meski di bawah ancaman banjir lahar dingin yang bisa tiba-tiba menerjang.      

 

Ketika mentari melengserkan dirinya ke arah barat dan sinarnya luruh, itu pertanda kabut tebal akan menutupi lokasi penambangan. Para penambang tradisional satu per satu meninggalkan lokasi dengan rupiah di tangan dan akan kembali esok hari demi menyambung hidup meraup berkah.

 

Merapi tak pernah ingkar janji. Walau gejolaknya menimbulkan bencana, selalu ada hikmah dan rezeki yang bisa diraih.

PHOTO STORY LAINNYA