Kontan Online
PHOTO STORY / UKM

Sentra Industri Logam Ngingas

Jumat, 05 April 2019


Deru mesin pemotong besi bercampur suara mesin butut menjadi 'nyanyian' khas yang mewarnai keseharian di kampung logam yang terletak di Desa Ngingas, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Ada sekitar 300 usaha kecil menengah (UKM) perajin logam di desa ini yang tergabung di dalam dua paguyuban.

Para perajin di sentra ini menghasilkan berbagai produk. Mulai suku cadang motor dan mobil, alat pertanian, kelistrikan, dan lainnya.

Keberadaan kampung logam ini berawal dari Dusun Pandean. Nama Pandean diambil karena banyak warga menggantungkan hidupnya menjadi pandai besi. Turun temurun, warga meneruskan usaha yang dibangun pendahulunya, hingga menjamur sampai seluruh Ngingas.

Naiknya nilai tukar dollar Amerika Serikat berdampak terhadap para perajin. Harga bahan dasar terkerek. Toh, kondisi tersebut tak membuat para perajin menyerah. Mereka tetap menjalankan usaha yang sudah dirintis oleh para pendahulu mereka dengan menggenjot kreativitas.

Dengan adanya jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Jawa Timur, para perajin berharap penjualan produk buatan mereka bisa menungkat seiring kian mudahnya pengiriman barang ke konsumen karena waktu tempuh yang relatif lebih cepat. Namun, biaya jalan tol masih dirasa mahal dibandingkan jalan biasa. Perajin berharap pemerintah menurunkan harga bahan dasar dan tarif ruas tol.

PHOTO STORY LAINNYA