Kontan Online
PHOTO STORY / FIN

Batik Tasik, Lahir Kembali Setelah Mati Suri

Senin, 10 Desember 2012


 


 

Jemari keriput itu lincah menggoreskan canting mengikuti sebuah pola pada selembar kain. Bermacam motif tergurat  di kain itu. Guratan yang menyiratkan panjangnya waktu yang telah ditempuh  si empunya jemari tua itu.

 

Pembatik kini memang sudah amat jarang yang berusia muda. Begitu pula dengan pembatik batik tulis Tasikmalaya. Mereka rata-rata berusia 40 hingga 70 tahun.  Kendati begitu,  mereka  semua cekatan dan penuh konsentrasi berkarya dengan canting dan malam. Yang renta seperti  tak lekang oleh waktu, semangat mereka masih seperti para  pembatik muda.  Batik mampu melebur kerentaannya.

 

Pembatik Tasikmalaya masih rajin berkarya kendati pamor batik Tasikmalaya  tidak seterkenal  batik Pekalongan, Solo, Madura,  Cirebon, atau Jogjakarta.  Namun, eksistensi batik Tasikmalaya tetap terjadi. Pecinta batik Nusantara masih tetap bisa menikmatinya.

 

Semangat perajin batik  untuk menghasilkan batik yang cantik harus tetap terjaga.  Pasalnya, setelah batik selesai mereka masih harus berjalan kaki berpuluh kilometer ke pelosok-pelosok desa untuk memasarkan sendiri produknya dari rumah ke rumah.  Sasarannya para santri dan ibu-ibu yang fanatik dengan kain batik. Wah, sebuah perjuangan yang tak kenal lelah. Hasilnya,  batik Tasikmalaya yang  didominasi dengan warna-warna mencolok seperti merah, biru, dan hijau itu kembali mendapat tempat di hati masyarakat.

 

Inilah fase kelahiran kembali  batik Tasikmalaya setelah sebelumnya  terseok-seok  akibat kalah bersaing dengan batik Pekalongan yang membanjiri pasaran.  Bahkan batik dari kota yang berjuluk kota santri itu mati suri. Banyak perajin dan pengusaha batik yang gulung tikar. Dari sekitar 400-an pengusaha batik  yang tersisa hanya  30-an pengusaha.

                                                                                                                                 

Saat ini industri batik Tasikmalaya sudah tersentralisasi di Pusat Kerajinan Kampung Ciroyom, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Cipedes, Tasikmalaya. Lokasinya sangat mudah diakses, dekat dengan pusat kota serta banyak tanda penunjuk yang mengarahkan orang untuk menemukan “Kampung Batik Tasikmalaya”.

 

Di sentra batik Tasikmalaya ini berjajar gerai-gerai displai batik Tasikmalaya, pengunjung disuguhkan aneka pilihan corak khas batik Tasikmalaya dengan penawaran harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah per potongnya. Masih di lokasi yang sama, pengunjung bisa melihat secara langsung bagaimana batik Tasikmalaya Diproduksi.

 

Jayalah produksi Indonesia dan lestarikan budaya batik Indonesia.

Naskah dan Foto : Cheppy A Muchlis

PHOTO STORY LAINNYA