Kontan Online
PHOTO STORY / fin

Industri Gula Refinasi Nasional

Senin, 30 November -0001


 

Indonesia kebanjiran gula rafinasi? Bisa dikatakan memang demikian. Lihat saja impor gula mentah atau raw sugar yang dilakukan pemerintah di tahun ini yang sebanyak 182.000 ton.

Impor gula mentah itu sempat membuat petani tebu meradang. Maklum, bila raw sugar yang kemudian diolah menjadi gula kristal putih (GKP) membanjiri pasar, bisa-bisa petani tidak bisa menikmati tingginya harga GKP.

Saat ini, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga gula rata-rata nasional di tingkat eceran per Senin (2/7) lalu, di kisaran Rp 13.110 per kg, naik 13,5% dari Januari 2012 yang berada di harga Rp 10.614 per kg.

Beruntung, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan gula mentah itu berjalan lamban. Karena impor gula mentah sebanyak itu belum seluruhnya tersalurkan ke pabrik-pabrik pembuat GKP.

Contohnya adalah gula mentah impor yang seharusnya disalurkan ke pabrik gula PT Makassar Tene. Kuota gula mentah yang diterima Makassar Tene hanya sebesar 26.000 ton, atau 45% dari jatah yang dijanjikan PPI yang sebesar 57.500 ton.

Sekadar informasi, selain Makassar Tene, yang juga mendapatkan jatah mengolah  gula mentah adalah PT Duta Sugar International, PT Jawamanis Rafinasi, PT Angel Products, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, dan PT Sugar Labint.

Seperti diketahui, kapasitas terpasang pabrik pengolahan gula Makassar Tene mencapai 500.000 ton hingga 600.000 ton per tahun. Dari jumlah itu, hanya sebanyak 30% yang terpakai, sisanya dalam kondisi idle capacity.

Itulah sebabnya, ketika Makassar Tenne hanya mendapatkan pasokan gula mentah sebanyak 26.000 ton, dalam waktu 18 hari, gula mentah itu sudah menjadi GKP yang siap dikonsumsi.                                      

PHOTO STORY LAINNYA