Semilir angin berhembus menemani derap langkah para pekerja dengan tatapan yang optimis untuk menjalani pemeriksaan harian atau Daily Check Up (DCU). Kegiatan itu merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) meliputi pemeriksaan tekanan darah, saturasi oksigen, hingga pemeriksaan suhu tubuh.
Seusai menjalani pemeriksaan kesehatan, para pekerja yang dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) bersiap melaksanakan tugas mereka di proyek Kilang Balikpapan.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak perusahaanya PT Kilang Pertamina Balikpapan sedang melaksanakan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe, yang bertujuan dalam meningkatkan kapasitas pengolahan, kompleksitas pengolahan serta kualitas produk yang dihasilkan.
Ini menjadi salah satu strategi PT Pertamina (Persero) dalam rangka mencapai target Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia, khususnya dalam hal produksi bahan bakar minyak dalam negeri.
Kilang yang terletak di kota terbesar kedua di Kalimantan Timur itu awalnya memiliki kapasitas pengolahan 260 ribu barrel, kemudian ditingkatkan menjadi 360 ribu barrel per hari.
Kilang Balikpapan nantinya juga akan mampu mengolah berbagai jenis minyak mentah dan produk yang lebih variatif, setara dengan standar Euro V yang memiliki keunggulan lebih berkualitas, ramah lingkungan, serta tingkat konsumsi yang lebih hemat.
Proyek RDMP Balikpapan meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, RFCC & RFCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.
Proyek yang tercatat sebagai proyek terbesar Pertamina saat ini, memiliki total 5.203 equipment dengan berat mencapai 110.000 ton. Equipment terberat ada pada RFCC, First Regenerator dengan berat 1.099 ton. Sedangkan equipment tertinggi adalah propane/proylene dengan tinggi sekitar 110 meter.
RDMP Balikpapan sebagai proyek strategis nasional itu juga bertekad untuk tetap menciptakan produk-produk yang lebih ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar dengan telah memiliki unit Diesel Hydrotreating (DHT), Naphtha Hydrotreating (NHT), Residual Fluid Catalytic Cracking Naphtha Hydrotreating (RFCC NHT), dan Sulphur Recovery Unit (SRU).
Foto dan teks: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Editor: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana