Siang itu, pancuran air dari alat bernama sprinkle menyiram lahan pertanian di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pancuran air yang keluar dari sprinkler itu bertujuan mengurangi hawa panas terik matahari pada benih tanaman.
Fatuketi merupakan salah satu desa yang terpilih sebagai lokasi pengembangan ketahanan pangan skala besar di wilayah timur, yakni program food estate. Ada sekitar 53 hektare untuk food estate yang terdiri dari empat blok lahan, dengan variasi tanaman seperti jagung, cabai hingga sayuran.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan salah satu bendungan yang ada di NTT seperti Bendungan Rotiklot sebagai sumber air irigasi untuk mendukung pengembangan lumbung pangan (food estate) yang diharapkan dapat menjadi daerah model percontohan di Indonesia.
Di wilayah NTT, khususnya Pulau Timor, hadir beberapa proyek bendungan yang digelar pemerintah. Kehadiran bendungan menjadi angin segar bagi masyarakat setempat untuk memberikan berkah ekonomi. Tak hanya bendungan di Rotiklot, masyarakat di sekitar bendungan Raknamo juga sudah menikmati hasil dari pengairan.
Ada sedikit senyum dari raut wajah petani. Sebab, saat ini petani tak lagi memanfaatkan curah hujan untuk mengairi sawahnya. Dengan adanya bendungan, musim tanam menjadi lebih banyak. Sumber daya air bendungan telah menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat petani, kelestarian alam di tanah bebatuan sekaligus kunci ketahanan ekonomi.
Pewarta Foto: Muradi