Kontan Online
PHOTO STORY / INT

Berkenalan dengan penduduk asli Formosa

Rabu, 25 April 2018


Suatu pagi di awal bulan Agustus tahun 2016, di hadapan warga dan perwakilan suku asli, Presiden Tsai Ing-wen yang mewakili pemerintah Taiwan secara resmi meminta maaf kepada penduduk asli (pribumi) atas perlakuan ketidakadilan selama 400 tahun.

Presiden perempuan pertama Taiwan itu mengatakan bahwa negara harus menerima "kebenaran" untuk melangkah ke depan "sebagai negara dengan satu rakyat". Dia berjanji akan memberikan otonomi yang lebih besar kepada masyarakat adat, meningkatkan pemilikan hak atas tanah mereka, pekerjaan, pendidikan serta melestarikan bahasa asli.

Setelah permintaan maaf tersebut, berbagai kebijakan pemerintah mulai lebih mengayomi hak dari penduduk asli. Misalnya di bidang politik dimana terdapat delapan dari 113 kursi di parlemen yang diperuntukkan khusus bagi warga pribumi. Sedangkan 30 kota yang mayoritas penduduknya merupakan suku asli, pimpinan daerahnya dipegang oleh pribumi.

Sementara di bidang ekonomi, dibentuk Undang-Undang Perlindungan Hak Kerja di antaranya ada kebijakan di setiap proyek infrastruktur pemerintah, dimana satu persen pekerjanya harus berasal dari penduduk pribumi. Selain itu, pemerintah juga memberikan akses dan kebebasan menggunakan sumber daya alam asalkan tidak untuk mencari keuntungan pribadi.

Pemerintah Taiwan juga mendirikan Indigenous People Cultural Foundation yaitu sebuah yayasan yang bertugas memberikan dan menyebarkan informasi tentang penduduk asli melalui media televisi, radio dan majalah. Ada juga Taiwan Indigenous People Cultural Park yang merupakan taman budaya seluas 82 hektare di Pingtung, kota di selatan Taiwan. Di lokasi tersebut kita bisa menemukan miniatur suku asli Formosa mulai dari rumah tradisonal, tarian, lagu dan berbagai hasil kerajinan.

Saat ini terdapat kurang lebih 550 ribu orang pribumi atau 2,3 persen dari total penduduk Taiwan sebesar 23 juta jiwa. Dari jumlah tersebut ada 16 suku asli yang diakui pemerintah yaitu Atayal, Seediq, Truku, Saisiyat, Bunun, Thao, Tsou, Kanakanavu, Hla’alua, Rukai, Paiwan, Amis, Sakizaya, Kavalan, Puyuma dan Yami. Mereka mendiami dan tersebar di daerah pegunungan bagian tengah, selatan dan timur Taiwan.

Suku Amis adalah salah satu penduduk asli dengan jumlah dan persebaran paling banyak di antara suku lain. Sedangkan Atayal adalah salah satu suku yang tinggal di daerah pegunungan dengan ciri khas berupa tato di wajah. Satu-satunya suku laut adalah Yami yang tinggal di Pulau Lanyu. Mereka terkenal sebagai nelayan ulung dan mempunyai banyak ritual budaya terutama yang berhubungan dengan laut.

Menurut informasi dari berbagai sumber, latar belakang geografis penduduk asli Taiwan atau sering disebut suku aborigin itu berasal dari satu nenek moyang yaitu orang Austronesian. Sekitar 5000-6000 tahun yang lalu mereka bermigrasi dari kawasan pasifik menuju ke sebagian Asia Tenggara, Madagaskar hingga menetap di Formosa yang dikenal sebagai Taiwan.

Foto dan Teks: Prasetyo Utomo

PHOTO STORY LAINNYA