Kontan Online
PHOTO STORY / REGIONAL

Wiwitan dan penghormatan pada sedulur sikep

Sabtu, 08 April 2017


Daun bendera tanaman padi yang mulai kering dan gabah mulai menguning menjadi suka cita bagi para petani karena menjadi pertanda padi telah siap dipanen. Dalam masyarakat Jawa yang sarat akan tradisi sebelum memulai panen, petani akan melakukan upacara adat 'wiwitan' atau dimulainya panen padi.

Upacara adat ini menjadi simbol wujud syukur petani kepada Tuhan serta bumi sebagai 'sedulur sikep'. Bumi adalah 'sedulur sikep' bagi masyarakat Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara yang wajib dihormati, dijaga dan dilestarikan untuk kehidupan.

Tradisi di kalangan petani yang juga menjadi sarana silaturahmi masyarakat ini sebenarya telah ada sejak zaman dahulu. Namun seiring perkembangan zaman tradisi itu mulai jarang ditemukan dan hampir punah.

Atas kegelisahan itu petani di Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta berupaya kembali menghidupkan tradisi tersebut. Menjelang panen padi awal tahun 2017 ini, terlihat sejumlah warga berbusana adat Jawa beriringan membawa gunungan padi, gunungan buah-buahan hingga 'ubo rampe' atau perlengkapan yang biasa digunakan untuk sesaji menuju areal persawahan guna menggelar upacara "Wiwitan".

Sesampainya di areal persawahan, 'Mbah Kaum' atau orang yang dituakan memimpin doa mengucap syukur atas panen padi kali ini. Seusai berdoa, warga kemudian secara bersama-sama makan nasi gurih yang dibagikan.

Tak luput, sejumlah anak muda digandeng untuk terlibat dalam upacara itu agar mereka mengenal tradisi yang telah lama ada di tanah Jawa.

Foto dan Teks: Andreas Fitri Atmoko

PHOTO STORY LAINNYA