Kontan Online
PHOTO STORY / STYLE

Opera Kecoa

Jumat, 11 November 2016


Teater Koma yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan lakon berjudul Opera Kecoa. Produksi ke-146 ini dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta mulai tanggal 10 hingga 20 November 2016.

Lakon karya N. Riantiarno ini pertama kali dipentaskan Teater Koma pada tahun 1985, 31 tahun lalu di Graha Bhakti Budaya. Pada tahun 1990, lakon ini dilarang pentas di Gedung Kesenian Jakarta dan tidak diberi izin pentas keliling ke Jepang.

Kemudian di tahun 1992, dipentaskan dengan judul Cockroach Opera oleh Belvoir Theatre di Sydney, Australia. Akhirnya, lakon ini dipentaskan lagi di Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 2003, 13 tahun setelah pelarangannya.

Lakon ini mengisahkan perjuangan seorang bandit kelas teri, Roima, yang sedang berada di persimpangan jalan. Dia tertarik kepada Tuminah, seorang pekerja seks komersial, meski sudah punya pacar, Julini si waria.

Ketiga orang ini dan tokoh-tokoh lainnya melakoni perjuangan hidup yang hanya punya dua risiko: jadi ada atau tersingkir. Nasib baik jarang memihak mereka. Tempat mereka seperti sudah digariskan: gorong-gorong, di dalam got, di kolong jembatan, di kawasan kumuh yang jorok, yang gelap dan berbau busuk.

Uniknya, ketika ada kawasan tempat tinggal orang-orang kecil dimakan api, selalu timbul dua pertanyaan, terbakar? atau dibakar? Tak ada yang bisa menjawab. Semua gelap. Seperti masa depan mereka.

Naskah dan Foto: Carolus Agus Waluyo

PHOTO STORY LAINNYA