Kontan Online
PHOTO STORY / UKM

Kue keranjang, simbol harmonisasi keluarga

Senin, 16 Januari 2017


Kue keranjang selalu dicari orang menjelang perayaan tahun baru Imlek.

Kue berwarna coklat berbentuk bulat dan rasanya manis serta tahan lama ini terbuat dari beras ketan putih dan gula pasir.

Kue yang memiliki nama asli nian gao atau ni-kwe, disebut kue keranjang karena dicetak dalam sebuah keranjang.

Dahulu menggunakan keranjang dari anyaman bambu, namun karena keranjang bambu makin sulit didapat dan harganya mahal maka saat ini diganti dengan keranjang dari plastik.

Kue ini disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali menjelang tahun baru Imlek.

Seperti saat ini, kesibukan terlihat di salah satu produsen kue keranjang milik Lauw Nyim Keng, yang biasa disebut Nyonya Lauw di Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

Mesti terlihat sederhana, kue keranjang mengandung makna mendalam, yaitu simbol harmonisasi keluarga. Kue berbentuk bundar ini melambangkan lingkaran keluarga yang selalu lengket, awet dan menjalin hubungan mesra nan manis.

Selain suguhan untuk keluarga dan tamu, kue ini juga digunakan dalam ritual persembahyangan.

Untuk persembahyangan, kue ini disusun berbentuk seperti menara yang terdiri dari tiga susun khusus untuk persembahan kepada dewa atau Tuhan, serta kue dengan susun tujuh dan sembilan untuk persembahan kepada leluhur.

Naskah dan Foto: Carolus Agus Waluyo

PHOTO STORY LAINNYA