PHOTO STORY / STYLE

Menjaga aroma cita rasa warisan

Penerus toko generasi ke-3
Penerus toko roti Maison Weiner generasi ke-3, Heru Laksana berpose di depan tokonya di Jalan Kramat II Nomor 2, Kwitang, Jakarta Pusat. Maison Winer itu sendiri awalnya didirikan pada tahun 1936 oleh nenek dari Heru Laksana, Lee Liang Mey yang pernah membantu orang Belanda membikin kue.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Arsip foto
Arsip foto-foto produksi roti dan kue milik keluarga yang terpasang di dinding toko kue Maison Weiner, Jakarta Pusat. Sejak pertama kali didirikan toko tersebut memiliki puluhan resep menu andalan yang menjadi favorit para pelanggannya hingga kini.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Pengolah adonan
Alat mixer yang digunakan sejak awal toko roti Maison Weiner berdiri, untuk mengolah adonan. Ada banyak jenis roti dan kue yang ditawarkan di toko tersebut. Mulai dari roti tawar, roti manis, croissant hingga sourdough ala Eropa.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Pelanggan toko
Pegawai melayani pembeli roti dan kue di toko kue Maison Weiner, Jakarta.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Pelanggan toko
Pelanggan menyantap salah satu kue yang dibelinya di toko kue Maison Weiner, Jakarta.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Aneka jenis roti
Papan nama aneka jenis roti dan kue yang dijajakan di toko kue Maison Weiner, Jakarta. Dulu Maison Weiner terkenal dengan sajian kue kering dan roti tawar bergaya Eropa yang dipadukan dengan rasa Indonesia, seiring berjalannyaa waktu inovasi pun semakin bertambah, sehingga Maison Weiner juga mengeluarkan roti dan kue manis.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Dapur toko
Pekerja mengolah adonan kue di dapur toko kur Maison Weiner, Jakarta.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Mesin oven
Heru Laksana memasangkan kain lap di celananya dan mesin oven yang telah di gunakan sejak tahun 90-an melakukan proses memanggang adonan kue.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Menimbang adonan
Proses penimbangan adonan sebelum memasuki proses pemanggangan di toko kue Maison Weiner, Jakarta.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Bahan baku
Tepung yang digunakan untuk memproduksi roti dan kue di toko kue Maison Weiner. Pemilik toko memegang moto ‘taste like grandma used to bake’, rasanya seperti oma bikin dulu. Pemilik toko saat ini tetap mempertahankan rasa dan kualitas(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Kertas resep
Rak berisi beberapa adonan roti dan kue dengan beragam rasa sebelum memasuki proses pemanggangan dan kertas resep yang terpasang di dinding dapur toko kue Maison Weiner.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Harum aroma kue yang sedang dipanggang menyeruak saat menginjakkan kaki di toko kue Maison Weiner, Jalan Kramat II, No.2, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Rupaya, Heru bersama sejumlah karyawannya sedang memanggang kue di dapur. Generasi ketiga penerus toko kue Maison Weiner itu juga sedang mempersiapkan bahan adonan untuk dihias sebelum masuk ke proses pemanggangan.

Ketekunan, keuletan dan konsistensi membuat Heru Laksana (66) bisa mempertahankan usaha toko kue Maison Weiner yang merupakan warisan keluarga. Di tengah gempuran waralaba dan bisnis, kue-kue dari rumah produksi milik para artis, serta gerai modern lainnya, toko kue yang dirintis oleh neneknya pada tahun 1936 ini mampu bertahan hingga kini.

Toko kue ini berdiri sejak zaman Belanda. "Awalnya, nenek saya membuat kue kering dan membantu orang Belanda, lalu tertarik untuk membuka toko sendiri," ujar Heru peraih gelar konditor meisterschule dari Handwerkskammer Braunschweig, Jerman.

Dari neneknya Lee Liang Mey, Heru tidak hanya mewarisi toko kue yang sudah ada sejak 1936 itu, tetapi juga mewarisi peralatan seperti mixer dan oven jadul.

Bagi Heru dengan memegang moto taste like grandma used to bake, rasanya seperti oma bikin dulu, menjadi kunci untuk tetap mempertahankan rasa dan kualitas. Heru menyakini bahwa usaha toko kue dan roti tidak akan pernah surut, meskipun banyak toko dan waralaba yang membuka cabang di mana-mana, kue dan roti tetap memiliki penggemarnya. Apalagi, jika cita rasa kue itu sudah merebut lidah dan hati orang banyak. Pemilik tokopun tidak perlu risau dan khawatir.

Foto dan Teks: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

PHOTO STORY LAINNYA