PHOTO STORY / USA-STOCKS/

Bursa AS tutup lantai perdagangan fisik akibat corona

Jumat, 27 Maret 2020 oleh : BRENDAN MCDERMID

Lonceng perdagangan saham

Juliette membunyikan lonceng penanda tutup perdagangan saham NYSE-AMEX di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi, saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Pialang saham NYSE

Alex, pialang saham NYSE-AMEX Option dari TradeMas Inc. bekerja di kantor perdagangan di luar lokasi yang baru beroperasi karena Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Perdagangan saham NYSE

James D'Adamo, bersama rekan-rekan pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option dari TradeMas Inc. bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Perdagangan saham NYSE

Louis, pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Pialang saham NYSE

Juliette, pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Cermati pergerakan saham

Luis, pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Perdagangan saham NYSE

Para pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option dari TradeMas Inc. bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Perdagangan saham NYSE

Para pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option dari TradeMas Inc. bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Perdagangan saham NYSE

Para pialang lantai perdagangan saham NYSE-AMEX Option dari TradeMas Inc. bekerja di kantor di luar lokasi yang baru beroperasi saat Gedung Bursa Efek New York (NYSE) ditutup sementara akibat merebaknya coronavirus (COVID-19), di kawasan Brooklyn, Kota New York, AS, 26 Maret 2020.(REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

Bursa saham New York Amerika Serikat atau New York Stock Exchange (NYSE) memutuskan untuk sementara waktu pindah ke perdagangan elektronik, mulai Senin (23/3/2020) lalu. Hal ini berarti menutup lantai perdagangan fisik yang bersejarah di gedung yang terletak di Wall Street tersebut.

Penutupan sementara harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19. Terutama setelah dua pialang saham positif terinfeksi virus corona.

Hal ini membuat perusahaan-perusahaan pialang saham harus berpindah lokasi untuk tetap beroperasi. Mereka tetap beraktivitas dan menjalankan perdagangan saham secara elektronik atau online.

Editor: Daniel Prabowo