PHOTO STORY / UKM

Gurihnya Kacang Rondam Samosir

Menyangrai kacang
Pekerja mengeluarkan kacang yang telah disangrai dengan pasir.(KONTAN/Muradi)
Menyortir kacang
Pekerja menyortir kacang mentah dengan bantuan mesin.(KONTAN/Muradi)
Merendam kacang
Pekerja merendam kacang mentah. Dari tahap inilah muncul sebutan kacang rondam.(KONTAN/Muradi)
Pemilik usaha kacang rondam
Pemilik usaha kacang rondam UD Mars, Jamal Simbolon bercengkerama dengan istri.(KONTAN/Muradi)
Penyimpanan kacang
Ibu Simbolon menyapu gudang penyimpanan kacang.(KONTAN/Muradi)
Penyimpanan kacang
Ibu Simbolon menunjukkan kacang mentah di gudang penyimpanan.(KONTAN/Muradi)
Menyortir kacang
Pekerja memilih kacang mentah yang berkualitas baik.(KONTAN/Muradi)
Kemasan kacang rondam
Kemasan kacang rondam khas Samosir.(KONTAN/Muradi)

Mengolah kacang tanah menjadi camilan telah menjadi sumber ekonomi mayoritas keluarga di Pangururan, Samosir. Tak sedikit keluarga di kabupaten yang terkenal dengan pariwisata Danau Toba ini, yang menggantungkan hidup dari usaha pengolahan kacang.

Proses pengolahan kacang terbilang sederhana. Kacang tanah terlebih dahulu direndam air. Dari tahap inilah asal penyebutan kacang rondam. Kacang-kacang tersebut pada akhirnya disangrai dengan pasir menggunakan drum yang diputar di atas api.

Seperti halnya pembuatan kacang rondam UD Mars di rumah produksi di Desa Pardomuan, Kecamatan Pangururan ini. UD Mars besutan Jamal Simbolon sudah lebih dari 30 tahun memproduksi kacang rondam.

Dua kali dalam sepekan kacang rondam diproduksi, dengan sekali produksi sebanyak 30 kilogram. Harga jual kacang rondam Rp 15.000 per kemasan dan melayani sistem curah.

Selain kendala penjualan yang masih mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut, bahan baku kacang dari Samosir dirasa tak cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.

PHOTO STORY LAINNYA