PHOTO STORY / REG

Teknologi e-voting Pilkades Boyolali

Pemungutan suara
Warga mengamati foto calon kepala desa pada layar komputer saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Tempat pemungutan suara
Sejumlah warga pemilih antre pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Tempat pemungutan suara
Sejumlah petugas, saksi dan pemilih tetap berada di dalam ruang pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Antrean warga
Warga antre di tempat pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Smart card
Petugas memasukan data pemilih tetap pada "smart card" atau kartu pemilih elektronik saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Smart card
Petugas menunjukkan "smart card" atau kartu pemilih elektronik pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Pemungutan suara
Warga mengambil kertas "barcode" seusai memilih calon kepala desa pada simulasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Pemungutan suara
Warga memasukan kertas berisi "barcode" seusai memilih calon kepala desa pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Hasil penghitungan
Petugas mencetak hasil penghitungan pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Hasil penghitungan e-voting pilkades
Petugas menunjukan hasil penghitungan pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) berbasis elektronik atau e-voting di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Dunia teknologi saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat disegala bidang yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas manusia. Tidak luput juga perkembangan teknologi dalam sistem pemungutan suara secara elektronik atau e-voting.

Boyolali menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi melalui sistem pemungutan suara secara elektronik atau e-voting. Menurut Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes), pada tahun 2019 ini Kabupaten Boyolali telah melaksanakan sistem e-voting tingkat kepala desa untuk keempat kalinya.

Sebanyak 229 desa di Boyolali melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 29 Juni 2019, yang dilakukan dengan cara dua metode yaitu dengan konvensional atau mencoblos di 160 desa dan sebanyak 69 desa menggunakan e-voting.

Berbagai perangkat keras sebagai penunjang e-voting disiapkan seperti komputer layar sentuh, laptop, smart card atau kartu pemilih elektronik, alat pembaca kartu dan printer. Begitu juga perangkat lunak seperti aplikasi data daftar pemilih tetap dan aplikasi pemilihan kepala desa yang saling terintegrasi.

Proses pemungutan suara berbasis elektronik itu pun terbilang mudah dan cepat. Pemilih tetap datang ke tempat pemungutan suara dengan menunjukan surat undangan dari panitia langsung dicocokkan dengan data pemilih tetap desa, kemudian diberikan smart card untuk memilih calon. Setelah tombol foto calon dipilih kemudian keluar kertas barcode yang kemudian dilipat dan dimasukan ke kotak suara.

Dengan adanya perkembangan teknologi sistem e-voting tersebut diharapkan dapat mengurangi penggunaan kertas, mempercepat waktu hasil penghitungan serta akuntabel. Semoga kedepannya, sistem ini mampu diterapkan untuk pemungutan suara yang lebih besar seperti Pilkada atau Pilpres.

Foto dan Teks : Aloysius Jarot Nugroho

PHOTO STORY LAINNYA