PHOTO STORY / SPORT

Menyalakan Kembali Energi Asia

Aksi Maria Londa
Atlet lompat jauh Indonesia Maria Londa tampil pada babak final Lompat Jauh Putri Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta (27/8). Maria mencatatkan jarak lompatan 6,45 meter, kalah dari atlet Vietnam, Bui Thi Thu Thao, yang berhasil meraih medali emas. Thi mencatatkan jarak lompatan 6,55 meter.(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Smash!
Marcus Fernaldi Gideon melakukan pukulan smash ke arah lawan pada nomor ganda putra di Istora Senayan, Jakarta, (27/8). Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menang atas Lee Jhe-Huei/Lee Yang dan memastikan emas dari nomor ganda putra.(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Eko Yuli Irawan persembahkan medali emas
Presiden Joko Widodo memberikan selamat usai menyematkan medali emas kepada atlet angkat besi Eko Yuli Irawan di Jakarta, Selasa (21/8). Eko Yuli merebut emas ke-5 yang dipersembahkan untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018.(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Bendera Merah Putih
Bendera Merah Putih dikibarkan oleh anggota TNI saat Indonesia memperoleh medali emas pada cabang olahraga angkat besi Asian Games 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta (21/8).(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Bermain foosball
Sejumlah anak bermain foosball atau sepak bola meja di stan Astra International, Gelora Bung Karno, Jakarta.(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Aksi Achmad Hulaefi
Aksi atlet wushu Achmad Hulaefi pada nomor Daoshu & Gunshu Putra saat bertanding di JIExpo Kemayoran (21/8). Achmad berada di posisi tiga dan berhak atas medali perunggu.(KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Tim bola voli putra Indonesia
Pemain bola voli putra Indonesia melakukan smash dalam pertandingan perempat final voli putra Asian Games 2018 di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (28/8). Dalam pertandingan tersebut tim putra Indonesia kalah dari Korea Selatan 0-3. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)
Final Balap Sepeda
Sejumlah pebalap sepeda saling mengejar saat mengikuti final madison putra Asian Games 2018 di Jakarta International Velodrome, Jumat (31/8). Untuk nomor Madison Putra, tim Indonesia menurunkan pasangan Projo Waseso dan Bernard Benyamin Van Aert, dan dimenangkan oleh tim dari Hong Kong, China. (KONTAN/Fransiskus Simbolon)

Rekam jejak Asian Games di Indonesia tak panjang. Yang pasti, kita menjadi tuan rumah Asian Games ke-empat di tahun 1962. Saat itu, Presiden Soekarno memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai momen penting mengenalkan perkembangan bangsa yang kala itu masih berusia belia.

Sebagai salah satu ajang olahraga besar di kawasan Asia, pertandingan ini melibatkan lebih dari 9.000 atlet dari 45 negara di Asia. Ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan kesadaran sekaligus untuk memengaruhi opini publik atas kondisi suatu negara.

Bukan hanya karena Asian Games adalah sebuah perhelatan besar, tapi olahraga juga merupakan kegiatan universal yang mampu menarik partisipasi, perhatian dan semangat dari semua lapisan masyarakat.

Seturut dengan persiapan para atlet untuk menjuarai Asian Games, euforia masyarat kita dalam penyelenggaraan Asian Games terbilang luar biasa. Semua berpadu untuk menjadikan ajang Asian Games sebagai energi pemersatu bangsa.

Tak salah, bila kali kedua Asian Games 2018 di adakan di Indonesia benar-benar bisa menjadi tonggak sebagai Energy of Asia. Yakni kepercayaan diri sebagai bangsa untuk merebut kembali kejayaan Asia di masa depan.

PHOTO STORY LAINNYA