PHOTO STORY / MINERAL

Kisah Penambang Kota

Suasana Ibukota
Suasana Ibukota dengan latar belakang gedung perkantoran.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Sampah barang elektronik
Seorang pemulung mengambil barang elektronik milik warga yang dibuang di tempat pembuangan sampah.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Truk limbah elektronik
Sebuah truk pengangkut barang limbah elektronik.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Memilah komponen
Pemilik lapak limbah elektronik memilah komponen untuk dijual kembali.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Panel PCB
Tumpukan panel printed circuit board (PCB).(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Penjualan barang elektronik bekas
Warga menonton sepak bola di tempat penjualan barang elektronik bekas.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Pemilik lapak limbah elektronik
Leman (62), pemilik lapak barang limbah elektronik berpose di atas tumpukan barang limbah elektronik.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Cairan merkuri
Cairan merkuri yang dipanaskan guna memilah komponen antara emas dan perak.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Pelebur limbah elektronik
Seorang pelebur limbah elektronik melakukan proses pengambilan emas dari komponen tersebut.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Cairan merkuri
Pelebur menuangkan cairan merkuri guna memilah komponen antara emas dan perak.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Mencuci emas
Pelebur mencuci emas yang didapat dari limbah elektronik.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Kulit terdampak cairan kimia
Seorang pelebur emas yang kulitnya terdampak cairan kimia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Butiran emas
Butiran emas ditunjukkan.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Melebur emas
Refleksi dari mata sebuah emas yang dilebur.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Bongkahan emas murni
Pelebur emas menunjukkan bongkahan emas murni.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Tumpukan barang rongsok terlihat di dalam sebuah truk besar pada sebuah tempat penampungan. Bahan limbah elektronik itu merupakan barang rongsokan elektronik bekas yang biasa dijumpai di rumah, perkantoran atau di tempat servis elektronik.

Barang-barang itu merupakan peralatan elektronik yang telah menjadi limbah. Ironisnya, jenis limbah ini mengalami pertumbuhan sangat cepat. United Nations Environment Programme (UNEP) PBB mencatat sampah elektronik di dunia bertambah 40 juta ton per tahun. Hal itu disebabkan karena barang elektronik memiliki umur operasional dan juga sikap konsumtif manusia yang selalu ingin produk-produk baru.

Namun dari limbah yang berbahaya bagi lingkungan itu, ternyata ada material berharga di samping metal dan plastik. Antara lain perak, paladium, platina, rutenium, bahkan emas. Material berharga inilah yang mendorong munculnya "penambang kota", alias pencari sampah elektronik (e-waste) yang mencari emas dan material berharga lainnya dengan mengolah limbah itu.

Penambang kota mencari limbah elektronik seperti televisi dan perangkat keras komputer. Bagian komponen yang dicari terutama adalah bagian konektor dan kontak pada papan sirkuit karena mengandung emas yang berfungsi sebagai komponen penghantar listrik pada perangkat bertegangan rendah atau arus rendah.

Data dari majalah Wired menunjukkan bahwa satu unit telepon selular rata-rata diperkirakan mengandung 0,2 gram emas yang umumnya terdapat pada kartu SIM, papan logic dan komponen-komponen di balik layar LCD.

Seorang penambang kota di Jakarta menceritakan bahwa mereka mencari limbah di pembuangan sampah, datang ke pengepul barang rongsok atau ikut dalam lelang barang-barang elektronik yang dijual sebuah perusahaan. Setelah itu mereka memisahkan komponen yang ada kandungan emasnya.

Emas diambil dengan cara membakar komponen yang mengandung emas, untuk memisahkan dari komponen plastik. Setelah itu diproses dengan menggunakan bahan kimia yaitu asam klorida, hidrogen peroksida dan merkuri. Setelah berhasil dilucuti bagian emasnya kemudian dilelehkan dengan bahan kimia berupa borak.

Untuk mendapatkan 99,9% emas murni harus dilakukan proses pemurnian dengan menggunakan cairan air keras guna memisahkan elemen logam lain yang masih menempel pada emas tersebut.

Setelah melalui proses kurang lebih 2-3 hari maka bisa didapat 99,9% emas murni dan dapat diolah kembali menjadi perhiasan dengan nilai jual yang tinggi.

Foto dan Teks: Muhammad Adimaja

PHOTO STORY LAINNYA