PHOTO STORY / LAB

Warta Kelam Buruh Migran

Menunggu di Bandara
Seorang wanita melintas di depan spanduk di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Pulang ke Indonesia
Sejumlah buruh migran menunggu pemulangan ke Indonesia di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Surat Perjalanan Laksana Paspor
Petugas bandara menyiapkan sejumlah Surat Perjalanan Laksana Paspor milik para buruh migran asal Indonesia di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Menunggu di halaman kedutaan besar
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia berada di halaman KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Penampungan buruh migran
Sejumlah buruh migran perempuan berada di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Penampungan buruh migran
Seorang buruh migran perempuan berada di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Catatan lagu
Sebuah catatan lagu yang menjadi hiburan selama di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Foto keluarga
Seorang buruh migran perempuan menunjukkan foto keluarganya yang sudah lama terpisah di Indonesia di penampungan Tenaga Kerja Indonesia KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Pulang ke Indonesia
Sejumlah buruh migran perempuan keluar dari tempat penampungan Tenaga Kerja Indonesia untuk pulang ke Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Penampungan buruh migran
Seorang buruh migran perempuan berada di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Desakan ekonomi hingga kekerasan di lingkungan keluarga kerap menjadi alasan untuk mereka pergi mencari kehidupan baru dengan harapan mampu merubah nasib. Sebagian mereka juga tergiur cerita-cerita tentang keberhasilan bekerja di luar negeri yang menjanjikan kehidupan yang layak berkecukupan.

Namun sayangnya, tidak semua punya bekal pendidikan yang memadai untuk menunjang mimpinya merubah kehidupannya. Bagi yang hanya berbekal pendidikan dan pengalaman yang minim mereka kerap menjadi korban oknum untuk bisa memasuki negara lain secara tidak sah (ilegal) untuk mengadu nasib menjadi tenaga kerja.

Akibatnya sejumlah pekerja wanita itu terlantar, bahkan banyak yang mengalami tindak kekerasan dan ujungnya menjadi korban perdagangan wanita di negeri orang.

Gambaran kelam itu paling tidak bisa dilihat di penampungan (shelter) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia. Banyak perempuan berbagai usia ditampung di tempat itu. Mereka rata-rata adalah tenaga kerja yang masuk ke wilayah Malaysia tanpa dokumen lengkap sehingga tertangkap oleh petugas imigrasi Malaysia. Ada pula yang melarikan diri dari tempat mereka bekerja dengan alasan mendapat tindak kekerasan dari sang majikan.

Nasib kurang menguntungkan bagi mereka faktor utamanya karena pendidikan yang minim dan kurangnya keterampilan. Sebagian dari mereka hanya tamatan sekolah dasar (SD), belum lagi ditambah masalah kendala bahasa yang berbeda sehingga mereka sulit untuk berkomunikasi dengan majikannya.

Fungsi penampungan di KBRI itu memang diperuntukkan bagi WNI/TKI yang sedang menghadapi masalah atau sedang dalam proses penyelesaian masalah, dengan harapan untuk lebih memberikan perlindungan yang lebih maksimal.

Pada akhirnya harus ada kesadaran bahwa tidak selamanya bekerja di luar negeri bisa mengubah nasib dengan seketika. Banyak halangan dan kendala untuk meraih sukses di luar negeri. Salah satu kuncinya adalah mempersiapkan diri dengan keterampilan khusus dan yang terpenting adalah mengikuti aturan-aturan resmi pemerintah, agar nantinya tidak mengalami hal hal yang merugikan.

Foto dan Teks: Muhammad Adimaja

PHOTO STORY LAINNYA