PHOTO STORY / STYLE

Blind Date Cinema

Meninggalkan ruangan bioskop
Penyandang tuna netra dan sejumlah relawan meninggalkan ruangan seusai menonton film di Paviliun 28, Jakarta, Minggu (14/1). (ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Nonton bareng penyandang tuna netra
Sejumlah penyandang tuna netra dan relawan mengikuti kegiatan nonton bareng di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Nonton bareng penyandang tuna netra
Seorang relawan bernama Kiki (kiri) berbincang bersama seorang penyandang tuna netra bernama Alen seusai megikuti kegiatan nonton bareng di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Papan informasi
Papan informasi terpasang di depan ruang bioskop di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Koleksi film bioskop
Sejumlah film terpajang di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Media pemutar film
Sebuah laptop digunakan untuk memutar film dalam kegiatan nonton bareng para penyandang tuna netra di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Siap nonton bareng
Seorang penyandang tuna netra bersiap untuk mengikuti kegiatan nonton bareng di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Santai usai nonton bareng
Penyandang tuna netra bersantai seusai mengikuti kegiatan nonton bareng di Paviliun 28, Jakarta.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
Nonton bareng penyandang tuna netra
Penyandang tuna netra mengikuti kegiatan nonton bareng di Paviliun 28, Jakarta, Minggu (14/1).(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)

Lantunan musik hampir memenuhi sudut ruangan menyambut hangat para penyandang tuna netra yang datang ke Paviliun 28 untuk mengikuti kegiatan nonton bareng.

Paviliun 28 merupakan sebuah tempat berupa cafe di kawasan Jakarta Selatan yang di dalamnya terdapat bioskop bernama "Blind Date Cinema".

Bioskop itu dibuat khusus bagi para penyandang tuna netra untuk mengikuti kegiatan nonton bareng. Kegiatan yang diadakan sejak Januari 2017 ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada para penyandang tuna netra agar dapat menikmati film.

Seperti bioskop pada umumnya, Blind Date Cinema memiliki layar lebar dan kualitas suara yang bagus, hanya saja tempat tersebut cuma memiliki kapasitas 40 orang.

Saat pertunjukan film dimulai, para penyandang tuna netra akan dibantu oleh relawan untuk menceritakan adegan apa yang terlihat di dalam layar.

Setiap satu relawan diberikan tanggung jawab untuk membisiki satu tuna netra saat film berlangsung. Suara riuh sangat jelas terdengar di telinga sehingga menambah suasana di dalam bioskop itu menjadi harmonis.

"Sekarang adegannya ada sepasang kekasih sedang jalan bergandengan tangan", ujar salah seorang relawan pada mitra tuna netranya.

Ekspresi wajah penonton tuna netra silih berganti membayangkan adegan film melalui kata-kata yang didengarnya.

Dari kemitraan tersebut ada pula kisah unik dari seorang relawan pria bernama Kiki yang mendapatkan kekasih penyandang tuna netra bernama Alen dari kegiatan nontong bareng tersebut.

"Yaaa seperti inilah mas rasanya cinta buta, hehe", ujar Alen seusai menonton.

Tidak dapat melihat bukan berarti tidak mempunyai harapan. Kedepannya para penyandang tuna netra tersebut berharap kegiatan seperti ini bukan hanya ada di Jakarta saja, tapi di seluruh Indonesia.

Foto dan Teks: Rivan Awal Lingga

PHOTO STORY LAINNYA