PHOTO STORY / REG

Tradisi pembuatan keris madura

Jamasan pusaka
Empu membaca mantra untuk mengeluarkan Yoni atau tuah pada keris saat akan dijamas di Sumenep, Jawa Timur.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Keris pusaka Keraton
Empu mengarak keris pusaka Keraton Sumenep dan Aeng Tong Tong usai dijamas ke sejumlah makan leluhur desa setempat di Sumenep, Jawa Timur, Rabu (11/10). (ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Jamasan pusaka
Sejumlah keris pusaka lama dan baru saat akan dijamas di Sumenep, Jawa Timur, Rabu (11/10).(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Pembuatan keris
Empu memulai pembuatan keris dari tiga unsur logam setelah sebelumnya dilakukan ritual khusus di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Pembuatan keris
Empu menempa besi dari tiga unsur logam di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Pembuatan keris
Empu memulai pembuatan keris dari unsur tiga logam setelah sebelumnya dilakukan ritual khusus.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Pembuatan keris
Empu memahat bagian-bagian tertentu keris yang dibuatnya di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Sarung keris
Perajin membuat warangka (sarung keris) di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Sarung keris
Perajin memasukkan keris ke dalam warangka (sarung keris) yang baru dibuat di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Detil pahatan
Detil pahatan pada keris yang dibuat di Sumenep.(ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)

Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Pulau Madura adalah mahakarya keris yang dibuat di Desa Aeng Tongtong, Sumenep. Di tempat inilah penduduk desa membuat keris berkualitas dan hampir keseluruhan penduduk desa ini menjadi empu pembuat keris.

Desa ini masih mempertahankan budaya sejak zaman Kerajaan Sumenep. Dahulu para raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata untuk prajurit dari desa ini.

Namun seiring berkembangnya waktu, pembuatan keris yang semula hanya berdasarkan pesanan untuk keris pusaka dan senjata sekarang berkembang pada pembuatan keris hias dan untuk suvenir yang dipasarkan hingga ke penjuru dunia.

Keris dari Aeng Tong Tong sangat diminati kolektor dari negara-negara dari Asia Tenggara. Para kolektor terus membeli keris dari daerah ini karena motifnya unik dan menarik.

Bunyi keras denting logam yang ditempa, suara besi yang sedang digerinda, terdengar membahana di setiap sudut desa. Untuk membuat sebilah keris ukuran standar dibutuhkan setengah kilogram hingga satu kilogram besi. Hasil kerajinan dijual dengan harga bervariasi tergantung pamor dan modelnya.

Untuk pembuatan keris pusaka, pembuatannya dilakukan dengan syarat dan ritual khusus. Pembuatannya membutuhkan beberapa tahapan seperti mencari waktu yang tepat sesuai perhitungan dari calon pemilik dan diperlukan waktu satu hingga lima tahun, agar pusaka tersebut selaras dengan pemiliknya.

Untuk pembuatan keris untuk suvenir yang hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari.

Dengan jumlah perajin keris lebih dari 600 orang, Desa Aeng Tongtong bisa menjadi sentra pembuatan keris terbesar di Indonesia.

Foto dan Teks: Saiful Bahri

PHOTO STORY LAINNYA