PHOTO STORY / REGIONAL

Wiwitan dan penghormatan pada sedulur sikep

Prosesi upacara adat wiwitan
Prosesi menuju areal persawahan di Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (6/3).(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Upacara adat wiwitan
Ubo rampe atau perlengkapan sesaji yang akan dibawa ke areal persawahan di Bambanglipuro, Bantul.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Prosesi upacara adat wiwitan
Warga membawa sesaji menuju areal persawahan di Bambanglipuro, Bantul.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Upacara adat wiwitan
Warga membawa kendi berisi air yang akan disiramkan di areal persawahan di Bambanglipuro, Bantul.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Upacara adat wiwitan
Warga menata ubo rampe di areal persawahan di Bambanglipuro.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Simbol penangkal petaka
Janur kuning diikat sebagai simbol penangkal petaka.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Ani-ani
Ani-ani, alat yang biasa digunakan untuk memanen padi(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Makan bersama
Makan bersama seusai memanjatkan doa.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Padi yang dipanen
Seorang petani menunjukkan padi yang dipanen di Bambanglipuro.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)

Daun bendera tanaman padi yang mulai kering dan gabah mulai menguning menjadi suka cita bagi para petani karena menjadi pertanda padi telah siap dipanen. Dalam masyarakat Jawa yang sarat akan tradisi sebelum memulai panen, petani akan melakukan upacara adat 'wiwitan' atau dimulainya panen padi.

Upacara adat ini menjadi simbol wujud syukur petani kepada Tuhan serta bumi sebagai 'sedulur sikep'. Bumi adalah 'sedulur sikep' bagi masyarakat Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara yang wajib dihormati, dijaga dan dilestarikan untuk kehidupan.

Tradisi di kalangan petani yang juga menjadi sarana silaturahmi masyarakat ini sebenarya telah ada sejak zaman dahulu. Namun seiring perkembangan zaman tradisi itu mulai jarang ditemukan dan hampir punah.

Atas kegelisahan itu petani di Bambanglipuro, Bantul, DI Yogyakarta berupaya kembali menghidupkan tradisi tersebut. Menjelang panen padi awal tahun 2017 ini, terlihat sejumlah warga berbusana adat Jawa beriringan membawa gunungan padi, gunungan buah-buahan hingga 'ubo rampe' atau perlengkapan yang biasa digunakan untuk sesaji menuju areal persawahan guna menggelar upacara "Wiwitan".

Sesampainya di areal persawahan, 'Mbah Kaum' atau orang yang dituakan memimpin doa mengucap syukur atas panen padi kali ini. Seusai berdoa, warga kemudian secara bersama-sama makan nasi gurih yang dibagikan.

Tak luput, sejumlah anak muda digandeng untuk terlibat dalam upacara itu agar mereka mengenal tradisi yang telah lama ada di tanah Jawa.

Foto dan Teks: Andreas Fitri Atmoko

PHOTO STORY LAINNYA