PHOTO STORY / AFGHANISTAN-WOMEN/MARTIALARTS

Perguruan wushu perempuan Afghanistan

Latihan wushu di atas bukit
Pelatih perguruan wushu Sima Azimi (tengah) berpose dengan para murid setelah berlatih di atas bukit bersalju di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Bersiap latihan wushu
Murid-murid mempersiapkan diri untuk berlatih wushu di dalam ruang di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu
Salah satu murid klub wushu, Sabera Bayanne berlatih di dalam ruang di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu
Salah satu murid berlatih wushu di dalam ruang di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu
Murid-murid berlatih wushu di dalam ruang di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Mendaki bukit bersalju
Para murid perguruan wushu mendaki bukit bersalju untuk berlatih di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Selfie sebelum latihan
Sejumlah murid perguruan wushu berswafoto sebelum latihan di atas bukit bersalju di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu di atas bukit
Pelatih perguruan wushu Sima Azimi menunjukkan kemampuannya di depan para murid di atas bukit bersalju di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu di atas bukit
Sima Azimi (kiri) dan Shakila Muradi menunjukkan kemampuan wushu kepada murid lainnya di atas bukit di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)
Latihan wushu di atas bukit
Para murid perguruan wushu berlatih di atas bukit bersalju di Kabul, Afghanistan.(REUTERS/MOHAMMAD ISMAIL)

Di puncak bukit bersalju di sebelah barat Kabul, sekelompok gadis Afghanistan berlatih gerakan mengalir wushu, olahraga yang dikembangkan dari seni bela diri kungfu China kuno.

Di negara di mana olahraga perempuan sangat terbatas, klub shaolin wushu merupakan perkecualian yang langka.

Perubahan sistem politik di Afghanistan juga membawa perubahan pada gaya hidup masyarakatnya.

Di masa rezim Taliban, dulu, para wanita tidak bisa keluar rumah dan tidak boleh melakukan kegiatan apapun, termasuk olahraga. Setelah rezim Taliban runtuh dan sistem pemerintahan di Taliban berubah, para wanita kini mulai unjuk kemampuan.

Klub olahraga beladiri wushu ini didirikan oleh seorang wanita bernama Sima Azimi yang berusia 20 tahun. Murid-muridnya adalah para remaja perempuan belasan tahun.

Ia berani mendirikan perguruan wushu ini karena para wanita di negara itu selama ini hanya terkungkung di rumah. Selain itu, wushu dapat mengantisipasi tindak pelecehan yang masih kerap diterima para perempuan.

Dengan adanya klub wushu ini, para remaja perempuan ini berharap bisa memiliki masa depan yang lebih baik dan tidak terperangkap dalam bayang-bayang perang.

Sumber: Reuters
Editor: Daniel Prabowo

PHOTO STORY LAINNYA