PHOTO STORY / UKM

Warna-warni lukisan Jelekong

Lukisan pemandangan khas pedesaan
Seorang pelukis menyelesaikan lukisan pemandangan khas pedesaan.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan pemandangan khas pedesaan
Pelukis menggambar lukisan pemandangan khas pedesaan di sebuah sanggar lukis milik Willy.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Warna-warni cat minyak
Warna-warni cat minyak di atas palet.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menjemur lukisan
Sejumlah lukisan dijemur, sementara seorang pekerja mengecek kanvas polos yang akan digunakan sebagai media melukis.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menjemur lukisan
Warga berjalan di antara lukisan yang dijemur dan kanvas polos di kampung pelukis Jelekong.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan karya Haji Kosim
Pemilik sanggar lukis, Willy, menunjukkan contoh lukisan karya bapaknya, Haji Kosim.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan karya Haji Kosim
Pemilik sanggar lukis, Willy, menunjukkan contoh lukisan karya bapaknya, Haji Kosim.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan pemandangan khas pedesaan
Pemilik sanggar lukis, Willy, menunjukkan contoh lukisan pemandangan khas pedesaan.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan Jelekong
Seekor kucing berada di samping beberapa lukisan karya pelukis sanggar Willy.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan Jelekong
Deretan lukisan karya pelukis Jelengkong yang dipajang di jalan Braga, Bandung.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Lukisan Jelekong
Pejalan kaki melintas di depan deretan lukisan karya pelukis Jelengkong yang dipajang di jalan Braga, Bandung.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menunjukkan karya lukisan
Pemilik sanggar lukis Willy (kedua kiri) bersama para pelukisnya Dudin (kiri), Hamdan (kedua kanan) dan Acep menunjukkan sejumlah lukisan karya mereka.(ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Tiga pria duduk bersimpuh. Kuas yang sudah dicelup cat akrilik perlahan mereka sapukan di atas kanvas. Perlahan kemudian imaji pun muncul: buruh tani di sawah, ikan koi yang sedang berenang, dan bunga mawar dalam vas.

Itulah sepenggal kisah produksi lukisan di salah satu sudut sanggar lukis di kawasan desa wisata Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Perkampungan yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Bandung ini berubah menjadi kampung budaya dan wisata setelah hampir empat dekade memproduksi gambar atau lukisan secara massal.

Keahlian melukis pada penduduk Jelekong diwariskan secara turun-temurun. Pelukis Odin Rohidin adalah orang pertama yang memperkenalkan seni lukis di desa tersebut pada tahun 1970-an. Dari Odin Rohidin, warga berguru melukis yang kemudian membentuk kampung pelukis di Jelekong.

Saat ini ratusan kepala keluarga di Jelekong menggantungkan hidupnya dari produksi lukisan-lukisan itu. Salah seorang pemilik sanggar lukis, Willy, merupakan generasi kedua dalam keluarganya yang menekuni bisnis lukisan. Ayahnya, Haji Kosim, adalah salah satu murid Odin Rohidin.

Willy yang menaungi 10 pelukis di sanggarnya, bisa menghasilkan sekitar 500 lembar lukisan berbagai ukuran dengan rentang harga Rp 50.000 hinggga jutaaan rupiah.

Lukisan-lukisan itu dipasarkan selain ke daerah Braga di Bandung, juga ke berbagai kota seperti Bali, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, bahkan hingga ke Malaysia.

Selera pasar akan lukisan Jelekong senantiasa berubah. Jika dulu pemandangan khas pedesaan menjadi primadona pasar, kini lukisan ikan koi dan lukisan abstrak perlahan diminati pasar.

"Kunci untuk bertahan yakni selalu berinovasi dan peka membaca selera pasar," kata Willy, yang bersama pelukis di sanggarnya kini melukis tidak hanya dengan kuas, tapi juga dengan potongan sandal jepit dan busa.

Foto dan teks : Andika Wahyu

PHOTO STORY LAINNYA